Pencegahan Politik Identitas, Bawaslu Bengkayang Gelar Giat Sosialisasi Pemilu Partisipatif; Magrina : Kerjasama elemen Masyarakat Cegah Isu Negatif

Pencegahan Politik Identitas, Bawaslu Bengkayang Gelar Giat Sosialisasi Pemilu Partisipatif; Magrina : Kerjasama elemen Masyarakat Cegah Isu Negatif
Share It !

Suaraborneosatu.com – Bengkayang. Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bengkayang gelar Rapat Koordinasi Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dengan tema ‘Pencegahan Politik Identitas dan Isu Sara Pada Pilkada Serentak Tahun 2024’. Giat dilaksanakan di Aula Lala Golden Bengkayang. Kamis, (22/08/2024).

Peserta dihadiri oleh Kepala Kesbangpol Kabupaten Bengkayang, perwakilan ormas, panwascam 17 kecamatan, media masa, serta para undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Magrina,SKM, Anggota komisioner Bawaslu Kabupaten Bengkayang mengungkapkan bahwa kemajemukan hendaknya menjadi kekuatan dalam mewujudkan kerjasama dalam menghadapi Pemilukada serentak 2024.

“Kabupaten Bengkayang ini merupakan daerah yang memiliki etnis dan agama yang berbeda-beda. Untuk menghadapi Pemilukada serentak 2024, kerjasama berupa pengawasan partisipatif menjadi hal yang harus kita lakukan. Jadikan kemajemukan kita sebagai kekuatan untuk mencegah potensi perpecahan dalam pesta demokrasi,” ujarnya.

Lanjut Magrina, “Kami dari Bawaslu mengharapkan kerjasama kepada masing-masing elemen masyarakat, untuk mencegah adanya isu (negatif) berupa hoax, intimidasi, dan Sara (Suku, Agama, Ras) yang bisa memecah persatuan dan persatuan hanya karena kita berbeda dalam pilihan. Maka dari itu kami mohon dukungan dalam penyelengaraan pemilukada serentak kelak,” tutupnya.

Ditempat yang sama, Yosef Harry Suyadi, SE, anggota Komisioner Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat, menyampaikan sambutannya terkait partisipatif pengawasan Pemilukada tahun 2024 hendaknya mencerminkan keutuhan bangsa yang tertuang dalam refleksi masa-masa perjuangan agar segala perbedaan menjadi kekuatan dalam mewujudkan keutuhan bangsa.

”Tema pada hari ini adalah pencegahan politik identitas. Pada tahun 1928 pemuda di Indonesia mengikrarakan sumpah pemuda, kemudian Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa yang menjadi salah satu indikator pemesatu bangsa. Dan pada tahun 1955 Soekarno juga berkata bahwa pemilu bukan ajang sebagai pemecah belah tetapi pemilu itu adalah ajang untuk menyampaikan visi-misi sebagai wanprestasi yang terjadi. Oleh sebab itu, jangan sampai pemilu mengoyak-ngoyak rasa persatuan dan persatuan,” ulas Harry.

“Banyak poin-poin yang menjadi pembelajaran bagi kita. Kita tidak perlu menutup mata bahwa Bengkayang ini bisa dikatakan miniature dari Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan agama. oleh sebab itu jadikan sebagai kekuatan untuk saling menjaga satu sama lain,” imbuh Harry.

Lanjut Harry, “Jangan jak belum pendaftaran calon dimulai sudah mulai isu SARA , dan itu gesekkan terlalu dekat dan erat. Oleh karena itu, saya harap kegiatan hari ini sebuah usaha memastikan Pilkada Bengkayang berjalan normal dan sesuai dengan regulasi. Tidak ada norma yang tidak dilaksanakan dengan baik. Dan kami berharap kegiatan hari ini dapat menekan Politik Identitas dan Isu SARA agar tidak menjadi permasalahan yang menonjol diwilayah Kabupaten Bengkayang,” tutup Yosef Harry Suyadi.

Usai pembukaan kegiatan, Bawaslu bersama-sama Organisasi Masyarakat, Pemuda, Media Masa, dan Tamu Undangan melakukan penandatanganan kesepakatan pemilu damai serentak agar terhindar dari isu negative dan berpartisipasi secara aktif untuk menyukseskan pemilukada serentak Tahun 2024.

(Redaksi)

suaraborneosatu@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

error: KONTEN DILINDUNGI !!